Selasa, 20 Januari 2015

Rangkuman Akuntansi Keuangan Menengah 1A Kelompok 10

“AKTIVA TETAP TIDAK DAPAT DIPERBARUI DAN PEMBERHENTIAN AKTIVA TETAP”

PENGERTIAN AKTIVA TETAP
a.      Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah dapat di hentikan penggunaannya dengan membuang, menjual, atau menukarnya pada umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan atau amortisasi yang belum dicatat untuk periode bersangkutan dicatat sampai tanggal pelepasan. Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan atau penghentian penggunaan dapat dihitung sebagai selisih antara harga perolehan aktiva itu dan akumulasi penyusutannya.
Jika harga pelepasan lebih besar dari pada nilai buku, diakui keuntungan. Sebaliknya, jika harga pelepasan lebih kecil dari pada nilai buku, diakui kerugian. Keuntungan atau kerugian dilaporkan pada penghitungan rugi laba sebagai “ pendapatan dan keuntungan nilai-nilai” atau “ beban dan kerugian lain-lain” pada
tahun pelepasa aktiva. Sebagai bagian ayat pelepasan, saldo dalam perkiraan aktiva dan akumulasi penyusutan untuk aktiva tersebut dihapuskan
b.      Jenis-jenis Aktiva
Aktiva lancar (current assets): adalah bentuk aktiva yang dalam waktu singkat (kurang dan satu tahun) dapat diubah menjadi uang kas. Aktiva lancar meliputi kas (cash), investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih (notes receivable), piutang dagang (accounts receivable), penghasilan yang masih akan diterima (accrued receivable), persediaan (inventories), biaya yang dibayar di muka (prepaid expenses). 
Aktiva tetap (fixed assets): adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat diukur dengan jelas (tangible) dan bersifat permanen. Aktiva tetap dibeli dengan tujuan dipakai sendiri oleh perusahaan dan tidak dijual kembali. Contoh aktiva tetap adalah tanah (land), bangunan (building), mesin-mesin (madiinery), perabot dan peralatan kantor (office furniture and fixtures), perabot dan peralatan toko (store furniture and fixtures), alat pengangkutan (delivery equipment). 
Aktiva tidak berwujud (intangible assets): adalah semua aktiva yang tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan dan dipegang bentuknya tetapi dapat dirasakan. Aktiva tidak berwujud ini merupakan hak milik perusahaan dan kepemilikannya dilindungi oleh undang-undang. Contohnya adalah hak cipta (copyrights), hak sewa atau hak kontrak (leasehold), hak monopoli (franchises), hak paten, merek dagang (trademarks), goodwill, dan biaya organisasi (organization costs).           
     
Pengertian aktiva tetap tidak dapat diperbarui
 Adalah penyusutan atas harta-harta berupa kekayaan alam, seperti tambang batu bara, tambang timah. Tambang emas dan lain-lain. Penyusutan biasanya dilakukan berdasarkan berupa perkiraan kapasitas produk tambang dibandingkan dengan jumlah perkiraan kandungan barang tambang tersebut.

Penghentian Untuk Aktiva Tetap


Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada saat masa manfaatnya tersebut telah habis. Jika aktiva tetap telah habis masa manfaatnya berarti pada saat penghentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan secara penuh.

Penghentian Aktiva Tetap




Bila aktiva tetap dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya laba atau rugi akibat penghentian  tetap tersebut. Penghentian  aktiva tetap sebelum  habis  masa  manfaatnya  dapat dilakukan  dengan  berbagai  cara yaitu dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lain.


Penjualan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap dihitung  dengan  carmembandingkan  antara  harga  jual  dengan  nilai  buku  (book value) aktiva tetap pada saat dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku  makyang  terjadi  adalah  laba,  sebaliknya  bila harga  jual lebih  rendah dibandingkan dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan apabila harga jual dan nilai buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.

Contoh: Suatu aktiva tetap yaitu sepeda motor, pada tanggal 1 Desember 2008 dilihat catatan akuntansinya  ternyata telah disusutkan sebesar Rp. 7.500.000. Dahulu pada waktu dibeli sepeda motor tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp. 12.500.000. Andaikata sepeda motor tersebut dijual pada harga :
a Rp. 6.000.000 b.   Rp  5.000.000 c Rp. 4.000.000
Apakah  yang  akan  terjadi?laba,  rugi  atau  impas?  Untuk  menjawab  pertanyaan

tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:


Harga Jual

Rp. 6.000.000

Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku

Rp.  12.500.000
Rp.    7.500.000
Rp.    5.000.000



(Rp. 5.000.000)
Laba Penjualan Sepeda Motor                                Rp.  1.000.000



Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:


Kas

6.000.000

Ak. Depresiasi spd mtr
7.500.000
Sepeda Motor

12.500.000
Laba penjualan spd mtr

1.000.000


Harga Jual

Rp. 5.000.000

Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku

Rp.  12.500.000
Rp.    7.500.000
Rp.    5.000.000



(Rp. 5.000.000)
Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor                     Rp.                0



Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:



Kas

5.000.000

Ak. Depresiasi spd mtr
Sepeda Motor
7.500.000

12.500.000



Harga Jual




Rp. 4.000.000

Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku

Rp.  12.500.000
Rp.    7.500.000
Rp.    5.000.000



(Rp. 5.000.000)
Rugi Penjualan Sepeda Motor                                 (Rp.  1.000.000)


Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:


Kas

4.000.000

Ak. Depresiasi spd mtr
7.500.000
Rugi Penjualan spd mtr
1.000.000
Sepeda Motor

12.500.000

Pertukaran Aktiva Tetap

Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1.   Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis

Pertukaran ini dilakukan antara aktiva tetap yang sejenis saja dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva tetap sejenis bila terjadi laba karena pertukaran ini, maka tidak akan diakui. Namun bila yang terjadi adalah rugi maka harus diakui.
Contoh 1: Pertukaran dengan mengeluarkan kas.
Misalnya, PT Risa Fadila menukarkan truk merek A dengan truk merek B. Harga perolehan truk A sebesar Rp 10.000.000,00 dan akumulasi depresiasinya sebesar Rp 4.000.000,00. Truk B harga pasarnya (nilai wajar) Rp 25.000.000,00. PT Risa Fadila membayar Rp 20.000.000,00 tunai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Truk B                                     Rp 26.000.000,00
Akumulasi depresiasi truk A   Rp   4.000.000,00
            Truk A                                                             Rp 10.000.000,00
            Kas                                                                  Rp 20.000.000,00

Perhitungannya sebagai berikut:
                        Harga perolehan truk A          Rp 10.000.000,00
                        Akumulasi depresiasi              Rp   4.000.000,00-
                        Nilai buku truk A                    Rp   6.000.000,00
                        Kas yang dibayarkan              Rp 20.000.000,00+
                        Harga perolehan truk B           Rp 26.000.000,00
           
Contoh 2: Pertukaran dengan penerimaan kas.
Sebagai contoh, misalnya PT Risa Fadila menukarkan truk A dengan truk B. Harga perolehan truk A sebesar Rp 50.000.000,00 dan akumulasi depresiasinya sebesar Rp 20.000.000,00. Harga pasar (nilai wajar) truk B Rp 35.000.000,00 dan PT Risa Fadila menerima uang Rp 5.000.000,00. Jurnal yang dibuat untuk mencatat pertukaran ini sebagai berikut:

Truk B                                     Rp 25.000.000,00
Akumulasi depresiasi truk A   Rp 20.000.000,00
Kas                                          Rp    5.000.000,00
            Truk A                                                             Rp 50.000.000,00
           

Perhitungannya sebagai berikut:
                        Harga perolehan truk A          Rp 50.000.000,00
                        Akumulasi depresiasi              Rp  20.000.000,00-
                        Nilai buku truk A                    Rp  30.000.000,00
                        Kas yang diterima                   Rp    5.000.000,00-
                        Harga perolehan truk B           Rp  25.000.000,00

2.   Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis

Pertukaran ini merupakan pertukaran aktiva tetap yang secara fungsi berbeda. Dalam pertukaran tidak sejenis, bila terjadi laba pertukaran dan rugi pertukaran akan diakui dan dicatat dalam akuntansi.
Misalnya pada awal tahun 2006 PT saya menukarkan mesin produksi dengan truk baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp 2.000.000,00 akumulasi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp 1.500.000,00 sehingga nilai bukunya sebesar Rp 500.000,00. Nilai wajar mesin produksi tersebut sebesar Rp 800.000,00 dan PT saya harus membayar uang sebesar Rp 1.700.000,00. Harga perolehan truk adalah Rp 2.500.000,00 yang perhitungannya sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi     Rp    800.000,00
Uang tunai yang dibayarkan   Rp 1.700.000,00+
Harga perolehan truk              Rp. 2.500.000,00

Jurnal yang dibuat untuk mencatat pertukaran diatas adalah sebagai berikut:
                        Truk                                         Rp 2.500.000,00
                        Akumulasi depresiasi mesin    Rp 1.500.000,00
                                    Kas                                                                  Rp 1.700.000,00
                        Mesin                                                              Rp 2.000.000,00
Laba pertukaran mesin                                    Rp.   300.000,00
           
Laba pertukaran mesin sebesar Rp 300.000,00 dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi                                         Rp    800.000,00
Harga perolehan mesin            Rp 2.000.000,00
                        Akumulasi depresiasi mesin    Rp 1.500.000,00-
                                                                                    Rp    500.000,00-
Laba pertukaran mesin                                                Rp.   300.000,00

            Apabila mesin diatas ditukarkan pada pertengahan tahun 2006 dan bukannya awal tahun 2006, maka pertama kali harus diadakan pencatatan depresiasi untuk 1/2 tahun 2006 dan baru dilakukan pencatatan transaksi pertukaran. Bila diketahui umur mesin terebut 5 tahun maka jurnal-jurnalnya nadalah sebagai berikut:
Depresiasi mesin                     Rp   200.000,00
Akumulasi depresiasi mesin                                        Rp   200.000,00

Perhitungan : 6/12 x 1/5 x Rp 2.000.000,00 = Rp. 200.000,00

                        Truk                                         Rp 2.500.000,00
                        Akumulasi depresiasi mesin    Rp 1.700.000,00
                                    Kas                                                                  Rp 1.700.000,00
                        Mesin                                                              Rp 2.000.000,00
Laba pertukaran mesin                                    Rp.   500.000,00

Laba pertukaran mesin sebesar Rp 500.000,00 dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi                                         Rp    800.000,00
Harga perolehan mesin                            Rp 2.000.000,00
                        Depresiasi s.d. awal 2006  Rp 1.500.000,00
                        Depresiasi 6 bulan              Rp    200.000,00+
                                                                                         Rp 1.700.000,00_-
                                                                                                            Rp   300.000,00-

                        Laba pertukaran mesin                                               Rp   500.000

1 komentar: