“AKTIVA TETAP TIDAK DAPAT DIPERBARUI DAN PEMBERHENTIAN AKTIVA TETAP”
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
a.
Pengertian
Aktiva Tetap
Aktiva tetap
adalah dapat di hentikan penggunaannya dengan membuang, menjual, atau
menukarnya pada umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan atau
amortisasi yang belum dicatat untuk periode bersangkutan dicatat sampai tanggal
pelepasan. Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan atau penghentian
penggunaan dapat dihitung sebagai selisih antara harga perolehan aktiva itu dan
akumulasi penyusutannya.
Jika harga pelepasan lebih besar dari
pada nilai buku, diakui keuntungan. Sebaliknya, jika harga pelepasan lebih
kecil dari pada nilai buku, diakui kerugian. Keuntungan atau kerugian
dilaporkan pada penghitungan rugi laba sebagai “ pendapatan dan keuntungan
nilai-nilai” atau “ beban dan kerugian lain-lain” pada
tahun pelepasa aktiva. Sebagai bagian
ayat pelepasan, saldo dalam perkiraan aktiva dan akumulasi penyusutan untuk
aktiva tersebut dihapuskan
b.
Jenis-jenis
Aktiva
Aktiva lancar (current
assets): adalah bentuk aktiva yang dalam waktu singkat
(kurang dan satu tahun) dapat diubah menjadi uang kas. Aktiva lancar meliputi
kas (cash), investasi jangka pendek (temporary investment), wesel
tagih (notes receivable), piutang dagang (accounts receivable), penghasilan
yang masih akan diterima (accrued receivable), persediaan (inventories),
biaya yang dibayar di muka (prepaid expenses).
Aktiva tetap
(fixed assets): adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat
diukur dengan jelas (tangible) dan bersifat permanen. Aktiva tetap
dibeli dengan tujuan dipakai sendiri oleh perusahaan dan
tidak dijual kembali. Contoh aktiva tetap adalah
tanah (land), bangunan (building), mesin-mesin (madiinery),
perabot dan peralatan kantor (office furniture and fixtures), perabot
dan peralatan toko (store furniture and fixtures), alat pengangkutan (delivery
equipment).
Aktiva tidak
berwujud (intangible assets): adalah semua
aktiva yang tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan dan dipegang bentuknya
tetapi dapat dirasakan. Aktiva tidak berwujud ini merupakan hak milik
perusahaan dan kepemilikannya dilindungi oleh undang-undang. Contohnya adalah
hak cipta (copyrights), hak sewa atau hak kontrak (leasehold),
hak monopoli (franchises), hak paten, merek dagang (trademarks), goodwill,
dan biaya organisasi (organization costs).
Pengertian
aktiva tetap tidak dapat diperbarui
Adalah
penyusutan atas harta-harta berupa kekayaan alam, seperti tambang batu bara,
tambang timah. Tambang emas dan lain-lain. Penyusutan biasanya dilakukan
berdasarkan berupa perkiraan kapasitas produk tambang dibandingkan dengan
jumlah perkiraan kandungan barang tambang tersebut.
Penghentian Untuk Aktiva Tetap
Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada saat masa manfaatnya tersebut telah habis. Jika aktiva tetap telah habis masa manfaatnya berarti pada
saat penghentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan secara penuh.
Penghentian Aktiva Tetap
Bila aktiva tetap dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya laba atau rugi akibat penghentian tetap
tersebut. Penghentian
aktiva tetap sebelum habis
masa manfaatnya
dapat dilakukan
dengan
berbagai cara
yaitu dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lain.
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh
laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap dihitung
dengan
cara membandingkan antara harga jual dengan
nilai buku
(book value) aktiva tetap pada saat dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku maka yang terjadi
adalah laba,
sebaliknya bila
harga jual lebih
rendah dibandingkan dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan
apabila harga jual
dan nilai buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.
Contoh: Suatu aktiva tetap yaitu sepeda motor, pada tanggal 1 Desember 2008 dilihat catatan
akuntansinya
ternyata telah disusutkan sebesar
Rp. 7.500.000. Dahulu
pada waktu dibeli sepeda motor tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp. 12.500.000. Andaikata sepeda motor tersebut dijual pada harga :
a. Rp. 6.000.000 b. Rp 5.000.000 c. Rp. 4.000.000
Apakah yang akan
terjadi?laba,
rugi
atau
impas?
Untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:
Harga Jual
|
Rp. 6.000.000
|
|
Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku
|
Rp. 12.500.000
Rp. 7.500.000
Rp. 5.000.000
|
(Rp. 5.000.000)
|
Laba Penjualan Sepeda Motor Rp. 1.000.000
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas
|
6.000.000
|
|
Ak. Depresiasi spd mtr
|
7.500.000
|
|
Sepeda Motor
|
12.500.000
|
|
Laba penjualan spd mtr
|
1.000.000
|
Harga Jual
|
Rp. 5.000.000
|
|
Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku
|
Rp. 12.500.000
Rp. 7.500.000
Rp. 5.000.000
|
(Rp. 5.000.000)
|
Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor Rp. 0
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas
|
5.000.000
|
||
Ak. Depresiasi spd mtr
Sepeda Motor
|
7.500.000
|
12.500.000
|
|
Harga Jual
|
Rp. 4.000.000
|
||
Harga perolehan sepeda motor
Akumulasi depresiasi
Nilai Buku
|
Rp. 12.500.000
Rp. 7.500.000
Rp. 5.000.000
|
(Rp. 5.000.000)
|
Rugi Penjualan Sepeda Motor (Rp. 1.000.000)
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah:
Kas
|
4.000.000
|
|
Ak. Depresiasi spd mtr
|
7.500.000
|
|
Rugi Penjualan spd mtr
|
1.000.000
|
|
Sepeda Motor
|
12.500.000
|
Pertukaran Aktiva Tetap
Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis
Pertukaran ini dilakukan antara aktiva tetap yang sejenis saja dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva tetap sejenis bila terjadi laba karena pertukaran ini, maka tidak akan diakui. Namun bila yang terjadi adalah rugi maka harus diakui.
Contoh 1: Pertukaran dengan mengeluarkan kas.
Misalnya, PT Risa Fadila menukarkan truk merek A dengan truk merek B. Harga
perolehan truk A sebesar Rp 10.000.000,00 dan akumulasi depresiasinya sebesar
Rp 4.000.000,00. Truk B harga pasarnya (nilai wajar) Rp 25.000.000,00. PT Risa
Fadila membayar Rp 20.000.000,00 tunai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Truk B Rp
26.000.000,00
Akumulasi depresiasi truk A Rp 4.000.000,00
Truk A Rp
10.000.000,00
Kas Rp
20.000.000,00
Perhitungannya sebagai berikut:
Harga
perolehan truk A Rp 10.000.000,00
Akumulasi
depresiasi Rp 4.000.000,00-
Nilai buku
truk A Rp 6.000.000,00
Kas yang
dibayarkan Rp
20.000.000,00+
Harga
perolehan truk B Rp 26.000.000,00
Contoh 2: Pertukaran dengan penerimaan kas.
Sebagai contoh, misalnya PT Risa Fadila menukarkan truk A dengan truk B.
Harga perolehan truk A sebesar Rp 50.000.000,00 dan akumulasi depresiasinya
sebesar Rp 20.000.000,00. Harga pasar (nilai wajar) truk B Rp 35.000.000,00 dan
PT Risa Fadila menerima uang Rp 5.000.000,00. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
pertukaran ini sebagai berikut:
Truk B Rp
25.000.000,00
Akumulasi depresiasi truk A Rp
20.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00
Truk A Rp
50.000.000,00
Perhitungannya sebagai berikut:
Harga
perolehan truk A Rp 50.000.000,00
Akumulasi
depresiasi Rp 20.000.000,00-
Nilai buku
truk A Rp 30.000.000,00
Kas yang diterima Rp 5.000.000,00-
Harga
perolehan truk B Rp
25.000.000,00
2. Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis
Pertukaran ini merupakan pertukaran aktiva tetap yang secara fungsi berbeda. Dalam pertukaran tidak sejenis, bila terjadi laba pertukaran dan rugi pertukaran akan diakui dan dicatat dalam akuntansi.
Misalnya pada awal tahun 2006 PT saya menukarkan
mesin produksi dengan truk baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp
2.000.000,00 akumulasi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp 1.500.000,00
sehingga nilai bukunya sebesar Rp 500.000,00. Nilai wajar mesin produksi
tersebut sebesar Rp 800.000,00 dan PT saya harus membayar uang sebesar Rp
1.700.000,00. Harga perolehan truk adalah Rp 2.500.000,00 yang perhitungannya
sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi Rp 800.000,00
Uang tunai yang dibayarkan Rp 1.700.000,00+
Harga perolehan truk Rp. 2.500.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pertukaran
diatas adalah sebagai berikut:
Truk Rp
2.500.000,00
Akumulasi
depresiasi mesin Rp 1.500.000,00
Kas
Rp
1.700.000,00
Mesin Rp
2.000.000,00
Laba pertukaran mesin Rp. 300.000,00
Laba pertukaran mesin sebesar Rp 300.000,00
dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi Rp 800.000,00
Harga perolehan mesin Rp 2.000.000,00
Akumulasi
depresiasi mesin Rp 1.500.000,00-
Rp 500.000,00-
Laba pertukaran mesin Rp. 300.000,00
Apabila
mesin diatas ditukarkan pada pertengahan tahun 2006 dan bukannya awal tahun
2006, maka pertama kali harus diadakan pencatatan depresiasi untuk 1/2
tahun 2006 dan baru dilakukan pencatatan transaksi pertukaran. Bila diketahui
umur mesin terebut 5 tahun maka jurnal-jurnalnya nadalah sebagai berikut:
Depresiasi mesin Rp 200.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp 200.000,00
Perhitungan : 6/12 x 1/5
x Rp 2.000.000,00 = Rp. 200.000,00
Truk Rp
2.500.000,00
Akumulasi
depresiasi mesin Rp 1.700.000,00
Kas
Rp
1.700.000,00
Mesin Rp
2.000.000,00
Laba pertukaran mesin Rp. 500.000,00
Laba pertukaran mesin sebesar Rp 500.000,00
dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar mesin produksi Rp 800.000,00
Harga perolehan mesin Rp
2.000.000,00
Depresiasi
s.d. awal 2006 Rp 1.500.000,00
Depresiasi
6 bulan Rp
200.000,00+
Rp 1.700.000,00_-
Rp 300.000,00-
Laba
pertukaran mesin Rp 500.000
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus