" PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TIDAK DAPAT DIPERBARUI, PENYAJIAN DAN ANALISIS "
Karakteristik utama aktiva tetap berwujud adalah:
PENGERTIAN
Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Karakteristik utama aktiva tetap berwujud adalah:
1. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual kembali.
2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subyek pengyusutan.
Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aktiva-aktiva ini pada periode masa depan melalui beban penyusutan periodik. Tapi, hal ini tidak berlaku untuk tanah, yang tidak disusutkan.
3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
Properti, pabrik dan peralatan merupakan aktiva berwujud yang mempunyai karakteristik eksistensi atau substansi fisik.Tidak seperti bahan baku, aktiva tetap berwujud secara fisik bukan merupakan bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.
Properti, pabrik dan peralatan merupakan aktiva berwujud yang mempunyai karakteristik eksistensi atau substansi fisik.Tidak seperti bahan baku, aktiva tetap berwujud secara fisik bukan merupakan bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.
PRINSIP PENILAIAN
Menurut PSAK No. 16
“Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan”
Pencantuman di Neraca :
Aktiva yg umurnya terbatas -->harga perolehan – akumulasi depresiasi/deplesi
Aktiva yg umurnya tdk terbatas --> harga perolehan
AKUISISI DAN PENILAIAN AKTIVA TETAP
Umumnya perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aktiva tetap berwujud. Biaya historis, diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan penggunaannya.
Alasan digunakannya biaya historis adalah:
1. Pada tanggal akuisisi, biaya mereflesikan nilai wajar
2. Biaya historis melibatkan biaya actual, bukan transaksi hipotetis, sehingga merupakan hal
yang peling dapat diandalkan.
3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diantisipasi, tetapi harus diakui ketika aktiva dijual.
PEROLEHAN AKTIVA TETAP
a. Pembelian Tunai (terpisah/gabungan) Ilustrasi (Terpisah)
PT “Gegana” membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan berupa Kendaraan dengan
harga senilai Rp 500.000.000.
Jurnal
Kendaraan 500.000.000 -
Tanah - 500.000.000
Ilustrasi (Gabungan)
PT “Gegana” membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan berupa tanah, Kendaraan, gedung dengan harga paket senilai Rp 500.000.000. Apabila harga pasar diketahui sebagai berikut :
tanah = Rp 150.000.000
kendaraan = Rp 75.000.000
gedung = Rp 225.000.000
b. Pertukaran
Ditukar dengan Surat Berharga
Ilustrasi
PT “Jimbaran” membeli sebuah gedung dengan menerbitkan 1.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal per lembar Rp 50.000 sebagai ganti pembayaran tunai. Pada saat pertukaran, harga saham sebesar Rp 52.000 per lembar.
Jurnal
Tanah (1.000 lbr x Rp 52.000) 52.000.000 -
Saham Biasa - 50.000.000
PENGERTIAN PENYUSUTAN DAN DEPLESI
Penyusutan adalah proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui.
PENURUNAN NILAI AKTIVA TETAP
Suatu aktiva turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dalam laporan keuangan.
Faktor- faktor yang menyebabkan penurunan manfaat atas aktiva tetap dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
Penyusutan Fisik
Penyusutan fisik merupakan penurunan manfaat atau nilai atas aktiva tetap yang disebabkan oleh keausan dan kecacatan, kemersotan nilai dan pembusukan, dan kerusakan atau destruksi.
Penyusutan Fungsional
Penyusutan fungsional merupakan penyusutan yang diakibatkan terbatasnya masa manfaat aktiva tersebut. Hal ini terjadi karena ketidaklayakan dan keusangan
DEPLESI SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam yang sering kali disebut aktiva yang dapat habis mencakup minyak, mineral, dan kayu.
Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor :
Biaya akuisisi, adalah harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk mencari dan menentukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau harga yang harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan .
Biaya eksplorasi, seringkali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam.
Biaya pengembangan, dibagi menjadi dua yaitu peralatan berwujud dan biaya pengembangan tidak berwujud
Biaya restorasi, biaya ini harus ditambahkan ke dasar deplesi untuk tujuan perhitungan biaya deplesi per unit.
PENYAJIAN DAN ANALISIS AKTIVA TETAP
Penyajian Properti, Pabrik, Peralatan, dan Sumber Daya Alam
Setiap kewajiban yang dijamin oleh properti, pabrik, peralatan dan sumber daya alam tidak boleh dioffset terhadap aktiva ini, tetapi harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban, properti, pabrik, peralatan, dan peralatan yang saat ini tidak digunakan sebagai aktiva produksi dalam bisnis harus dipisahkan dari aktiva yang digunakan dalam operasi.
Apabila aktiva disusutkan, maka akun penilaian yang biasanya disebut akumulasi penyusutan dikredit.
Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap laporan keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:
beban penyusutan untuk periode berjalan
saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutkan, menurut sifat dan fungsi
akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat disusutkan maupun dalam jumlah total.
suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan.
Analisis Properti, pabrik, peralatan, dan sumber daya alam
rasio perputaran aktiva.
rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva selama periode berjalan.
perputaran aktiva = penjualan bersih
--------------------------
rata-rata total aktiva
rasio marjin laba terhadap penjualan
dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih.
marjin laba terhadap penjualan = laba bersih
----------------------
penjualan bersih
tingkat pengembalian atas aktiva
tingkat pengembalian atas aktiva = laba bersih
-----------------------
rata-rata total aktiva
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus